Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. Al Ahzab, 33 : 40)
“Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya, mereka kagum dan berkata, Amboi, jika batu bata ini diletakkan? Akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para Nabi”.
tafsiR suRat al-ahzab:40 (Muhammad adalah Nabi teRakhiR dan penutup)
- Tidak satu pun anak laki-laki Rasulullah SAW yang hidup hingga berusia baligh. Anak laki-laki beliau adalah al-Qasim, ath-Thayyib dan ath-Thahir dari rahim Khadijah. Mereka semua meninggal dunia ketika masih kecil, lalu lahir lagi anak laki-laki beliau dari rahim Mariah al-Qibthiyyah tetapi juga meninggal dunia saat masih menyusui. Sementara anak perempuan beliau dari pernikahannya dengan Khadijah adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Ketika beliau masih hidup, tiga orang anak perempuannya ini meninggal dunia lebih dahulu, sementara Fathimah meninggal dunia enam bulan setelah wafatnya Rasulullah SAW.
- Tidak ada nabi setelah beliau SAW; bilamana tidak ada nabi setelahnya, tentu apalagi ada Rasul setelahnya. Sebab, sebab kedudukan risalah (kerasulan) adalah lebih khusus dari kedudukan nubuwwah (kenabian); setiap Rasul, sudah pasti nabi tetapi tidak sebaliknya.
- Muhammad SAW adalah Rasulullah dan penutup para nabi, sehingga tidak ada nabi setelah (sepeninggal)-nya. Andaikata beliau memiliki anak laki-laki dewasa, tentu pastilah ia akan menjadi nabi dan Rasul pula sebagaimana halnya anak-anak nabi Ibrahim, Ishaq, Ya’qub dan Daud. Namun, manakala Allah menghendaki untuk menutup semua risalah dengan risalah (kerasulan) beliau, maka Dia SWT tidak mengizinkan satu pun dari anak-anak nabi-Nya itu yang tersisa (hidup), tetapi Dia jadikan mereka wafat sejak masih kecil.
- Dalil: [1] QS Al Ahzab 40, [2] Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “… saya penutup Nabi-nabi”, [3] Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda: “…. saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”, [4] Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW: “…. tidak ada nabi setelahku”, [5] Khutbah terakhir Rasulullah: “…. Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir”, [6] Bukhari, Kitab-ul-Manaqib: Rasulullah SAW menjelaskan: ” …. tidak ada nabi yang akan datang sesudahku..”, [7] Bukhari, Kitab-ul-Manaqib, Rasulullah SAW menegaskan: ” …. aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”, [8] Hadist Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah, Rasulullah SAW menyatakan: “…. jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku”, [9] Hadist Riwayat Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik, Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”., [10] Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, Tirmidhi, Muatta’, Rasulullah SAW menjelaskan: ” …. saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku”, [11] Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal, Rasulullah SAW menjelaskan: “…. Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman…”, [12] Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn-’As, Rasulullah berkata: “… Tidak ada lagi Nabi sesudahku”, [13] Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa’i, Abu Dawud, Rasulullah SAW berkata: “Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat”, [14] Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib, Rasulullah SAW berkata: “Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab”, [15] Bukhari dan Muslim, Kitab Fada’il as-Sahaba, Rasulullah SAW berkata: “…. tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku”, [16] Bukhari, Kitab-ul-Manaqib, Rasulullah SAW menjelaskan: “…. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar”, [17] Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani, Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun”.
- Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat: [1]. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam, [2]. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah), [3]. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran, [4]. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran, [5]. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir, [6]. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam, [7]. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul, [8]. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir, [9]. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah, [10]. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i.
- Meski sudah ada 10 kriteria aliran sesat, dalam tataran implementasinya tentunya kita sebagai orang awam tidak boleh main tuduh. Tetap harus ada mekanisme yang benar dalam proses untuk mengeluarkan vonis sesatnya. Harus ada proses cek, re-cek dan cros-cek.
- Ciri ajaran sesat adalah menafikan kebenaran dari manapun kecuali hanya dari kelompok mereka saja.
- Cara agar bisa menyadarkan seseorang yang sudah terlanjur ikut dalam kelompok semacam itu bisa bermacam-macam. Intinya adalah bagaimana mengembalikan kesadaran bahwa posisi imam mereka tidak absolut. Bahkan imam itu manusia juga yang bisa salah dan bisa benar. Kalau ada manusia mengaku tidak pernah salah, maka sebenarnya dia telah mengaku sebagai nabi. Sebab nabi memang ma`shum yang tidak pernah salah.
- Cara lain adalah menghubungi orang-orang yang sudah sadar dan tobat dari kelompok ini. Sebab mereka yang sudah tobat itu pastilah lebih tahu seluk beluk kelompok ini.
- Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan Rasul, serta utusan Allah kepada seluruh manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah, dan Rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-baik makhluk, makhluk yang paling utama dan paling mulia di hadapan Allah Ta’ala, derajatnya paling tinggi, dan kedudukannya paling dekat kepada Allah.
- Rasulullah SAW bersabda: aku dianugerahi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang pun dari Rasul-Rasul sebelum-ku, yaitu (1) aku diberikan pertolongan dengan takutnya musuh mendekatiku dari jarak sebulan perjalanan, (2) dijadikan bumi bagiku sebagai tempat shalat dan bersuci (untuk tayammum-pent.), maka siapa saja dari ummatku yang mendapati waktu shalat, maka hendaklah ia shalat, (3) dihalalkan rampasan perang bagiku dan tidak dihalalkan kepada seorang Nabi pun sebelumku, (4) dan aku diberikan kekuasaan memberikan syafa’at (dengan izin Allah), (5) Nabi-Nabi diutus hanya untuk kaumnya saja sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.
- Keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Tentang Muhammad Rasulullah SAW adalah: [1]. Keumuman Risalah Nabi Muhammad SAW., [2]. Nabi Muhammad SAW Adalah Penutup Para Nabi ‘Alaihimus Sallam., [3]. Rasulullah SAW Tidak Mengetahui Masalah Yang Ghaib Semasa Hidupnya Kecuali Yang Diajarkan Oleh Allah Azza wa Jalla, [4]. Wajibnya Mencintai Dan Mengagungkan Nabi Muhammad SAW Serta Larangan Ghuluw (Berlebih-lebihan).
- Tidak diharuskan untuk ikut aliran apapun di dalam Islam. Yang perlu dan wajib dilakukan adalah belajar aqidah dan syariat Islam ini dengan baik, tekun, rajin dan kepada ulama yang bisa dipertanggung-jawabkan ilmunya. Semakin mendalam ilmu, maka akan semakin paham, luas wawasan serta semakin tahu membedakan mana yang hak dan mana yang batil.
- Munculnya beragam aliran yang kadang-kadang mengajarkan keanehan di tengah umat justru disuburkan oleh level kepahaman umat itu sendiri yang sangat rendah. Teralu banyak dari umat Islam yang tidak bisa baca Al-Quran, tidak tahu ilmu aqidah, fiqih, hadis, tafsir apalagi bahasa arab. Sehingga ketika mereka punya keinginan dan semangat beragama, tidak punya pedoman serta kehilangan orientasi. Akhirnya dengan mudah terjaring kepada aliran-aliran yang sesat dan aneh-aneh.
- Kuncinya sebenarnya mudah saja, yaitu mengembalikan umat ini kepada alam aslinya yaitu kembali kepada ilmu-ilmu keislaman yang asli yang bersumber dari dua pokok warisan nabi SAW, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
- Takfir adalah mengkafirkan seorang muslim yang dianggap tidak sesuai dengan seleranya, entah karena pendapatnya atau mungkin karena tidak berbai`at kepada imam mereka. Ciri takfir ini selalu ada dan menjadi ciri khas kelompok yang menyimpang. Jadi secara psikologis, mereka ingin menanamkan rasa bangga dan ekslusifisme tertentu kepada anggotanya dengan memberi label muslim kepada kelompok mereka dan label non muslim kepada selain mereka (di luar kelompok).
- Dalam hukum Islam, bila seseorang keluar dari Islam, maka pada dirinya berlaku beberapa hal penting: [1] Laki-laki kafir tidak boleh menikah atau menjadi suami seorang wanita muslimah. Bila mereka tetap berhubungan suami istri, maka hukumnya adalah zina., [2] Bila suami kafir itu punya anak wanita yang hendak menikah, maka dia tidak syah untuk menjadi walinya. [3] Bila seorang kafir meninggal, maka tidak diperlakukan sebagai mayat muslim, sehingga tidak perlu dishalati dan tidak dikuburkan di pekuburan muslimin. [4] Dalam masalah warisan, seorang kafir tidak dibenarkan menerima warisan dari orang tua / mayit yang muslim. [5] Sebagian ulama juga berpendapat bahwa ahli warisnya yang muslim tidak berhak menerima harta warisnya itu. Meski demikian, sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa seorang muslim berhak mendapatkan warisan dari seorang kafir dan tidak sebaliknya. [6] Seorang kafir tidak dibenarkan untuk menjadi saksi dalam banyak kasus hukum.
- Menuduh seseorang secara langsung atau menunjuk batang hidung seseorang sebagai kafir harus dibuktikan dalam sebuah pengadilan. Bila tuduhan itu tidak terbukti, maka yang menuduh itu berdosa dan bahkan ada keterangan yang menyebutkan bahwa justru si penuduh itu sendirilah yang kafir.
- Bila ternyata para hakim dan qadhi sampai pada kesimpulan bahwa seseorang memang telah betul-betul keluar dari aqidah ISlam, maka kepada yang bersangkutan harus dilakukan “istitabah’, yaitu memintanya untuk bertaubat dengan mencabut pernyataan kufurnya dan kembali ke dalam aqidah islamiyah yang shahih. Bila istitabah ini tidak berhasil, barulah hakim berhak memutuskan bahwa dia adalah kafir. Dan kekafirannya itu harus diumumkan beserta dengan segala konsekuensi hukum yang menyertainya.
- Dan yang paling penting, seorang yang secara nyata dan tegas menyatakan diri keluar dari ISLAM / murtad, maka hukumannya adalah hukuman mati.
- Ar-Rusul bentuk jamak dari kata “Rasul”, yang berarti orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu. Namun yang dimaksud “rasul” di sini adalah orang yang diberi wahyu syara’ untuk disampaikan kepada umat.
- Rasul yang pertama adalah nabiyullah Nuh Alaihimus Sallam, dan yang terakhir adalah nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
- Iman kepada rasul mengandung empat unsur: [1]. Mengimani bahwa riasalah mereka benar-benar dari Allah swt, [2]. Mengimani orang-orang yang sudah kita kenali nama-namanya, misalnya Muhammad,Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh (Alaihissalam), [3]. Membenarkan berita-berita mereka yang benar, [4].Mengamalkan syariat orang dari merka yang diutus kepada kita. Dia adalah nabi terakhir Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diutus Allah kepada seluruh manusia.
- Buah Iman kepada Rasul-rasul: [1]. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya, [2]. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini-itu [3]. Mencintai para rasul, mengagungkannya, serta memujinya karena mereka adalah para rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan karena mereka hanya menyembah Allah.
http://www.media-islam.or.id/2007/10/30/ciri-ciri-aliran-sesat-dan-cara-menghindarinya/
- Di antara ciri-ciri aliran sesat adalah pimpinannya mengaku sebagai Nabi atau Rasul (biasanya mengaku sebagai Nabi Isa) agar pengikutnya lebih setia dan membawa ajaran baru yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.
- Jika kita mempelajari Al Qur’an dan Hadits niscaya kita akan tahu mereka sesat.
- Agar tidak sesat, kita harus mempelajari Al Qur’an dan Hadits dan tidak membeo/taqlid kepada guru.
- Ciri khas dari aliran sesat adalah memisahkan diri dari jama’ah Islam (mayoritas Islam). Mereka hanya mau berguru dan mau berimaman hanya dengan kelompok mereka sendiri: Mereka memiliki masjid sendiri dan tidak mau sholat di masjid di luar kelompok mereka.
- Jika ada kelompok pengajian jumlahnya sedikit sekali, tapi mengkafirkan seluruh ummat Islam di luar kelompoknya, maka kelompok itu niscaya sesat.
- Anda harus selalu bergaul dengan jama’ah Muslim. Bergurulah dengan berbagai guru agar mendapat banyak ilmu dan bisa merangkum kebenaran yang sejati. Jika hanya belajar pada satu guru dan guru itu ternyata sesat, niscaya kita akan sesat juga jika tidak mau belajar dari guru lainnya.