Dalam sebuah makalah yang dibuat oleh Syaikh Muhammad Ahmad Ar-Rasyid – tentang
Tata Dunia Baru – diceritakan tentang perkara berikut :
“Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Makkah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal melainkan sebentar saja.”(Al Isra:76)
Sewaktu negara Israel
berdiri dan diproklamirkan tahun 1948, seorang perempuan tua Yahudi masuk ke
rumah ibu Muhammad Ar-Rasyid dalam keadaan menangis. Ketika ditanya kenapa dia
menangis padahal orang-orang Yahudi sedang bergembira, dia menjawab
“Sesungguhnya berdirinya negara Yahudi ini menjadi sebab mereka akan
dibinasakan.Menurut perempuan tua itu bahwa negara Yahudi yang baru berdiri itu
hanya akan berumur selama 76 tahun.Menurut Muhammad Ar-Rasyid perkara ini ada
kaitannya dengan putaran komet Heli yang punya hubungan erat dengan kepercayaan
Yahudi.
1. Berdasarkan kabar
perempuan Yahudi tadi, negara Israel hanya berumur 76 tahun saja, yakni 19 x 4
. Katakanlah 76 tahun itu tahun Qamariyyah , karena Yahudi menggunakan hitungan
bulan Qamariyyah. Tahun 1948 M bertepatan dgn tahun 1367 H, Dgn demikian jika
perkiraan tadi benar berarti negara Israel akan berlangsung hingga tahun 1367 +
76 = 1443 H.
2. Setiap kalimah
dalam surat Al Isra menunjukkan hitungansatu tahun karena kalimatnya yang
berjumlah 1556 itu = 1556 tahun (bilangan tahun antara kehancuran kekuasaan
israel pertama hingga peristiwa Isra’). Jumlah ayat surat Al Isra’ sebanyak 111
= jumlah ayat dalam surat Yusuf. Dan Kesamaan ini hanya ada dalam dua surat ini
saja.Apabila diteliti, surat Yusuf sebenarnya berbicara tentang ke munculan
Bani Israil, sedangkan surat Bani Israil berbicara tentang akhir dari kewujudan
Bani Israil di muka bumi suci yang diberkati. Setiap ayat dari surat Al Isra
sering diakhiri dgn kalimah seperti : wakiilan, syakuuran, nafiiran,
lafiifan…semuanya berjumlah 111. Dari jumlah itu jika dibuang beberapa kalimah
yang sering diulang-ulang, maka tinggal 76 kalimah, yakni = 19 x 4. Seperti
keterangan terdahulu bahwa setiap satu kalimah mewakili bilangan satu tahun. 76
TAHUN ! Ada 4 ayat dalam surat Al Isra yang terdiri dari 19 kalimah, artinya
jumlah kalimahnya 19 x 4. HASILNYA SEKALI LAGI adalah 76!!! Seketika terlintas
untuk melihat ayat ke 76 yang ternyata berbunyi :“Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Makkah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal melainkan sebentar saja.”(Al Isra:76)
Kissinger Prediksi Israel Lenyap 10 Tahun Lagi
Siapa tidak kenal Henry Kissinger. Meskipun tidak menduduki jabatan
resmi di Gedung Putih Washington tapi politikus gaek berdarah Jerman ini
dianggap bapak pembina politik. Mengingat peranannya sebagai
koordinator Grup elite Bilderberg, di mana persoalan dunia diputuskan di
sana oleh sekitar 200 tokoh penting dunia.
Henry Kissinger adalah pendukung utama Israel dan peretas teori
politik Amerika di masanya. Namun belakangan dia mengejutkan jagat
perpolitikan Israel. Ia menegaskan bahwa setelah 10 tahun, “negara
Israel” tidak akan ada lagi. Ini sebuah perubahan signifikan dalam
pemikiran laki-laki yang satu ini. Padahal sebelum ini, ia telah
me-“nazar”-kan keseluruhan hidupnya untuk menjaga eksistensi Israel dari
kehancuran.
Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israel”.
Maka statemen ini memiliki muatan yang sama dengan apa yang diungkapkan oleh banyak lembaga-lembaga studi strategis dan tokoh politik internasional yang memiliki pengalaman dan kapasitas untuk berbicara tentang Israel. Inti dari muatan itu adalah “kehancuran Israel sudah diambang pintu” dengan latar belakang sejumlah kekalahan dan kegagalan yang dialami negara penjajah Palestina itu selama dua dekade terakhir. Selain itu, faktor lain adalah berbagai perpecahan yang mulai dialami entitas penjajah dan negara buatan ini dalam beberapa waktu mendatang.
Yang membuat statemen Kissinger menjadi riil, hakiki dan tidak terelakkan adalah situasi kebingungan yang menyelimuti elit-elit Israel yang belakangan mulai menampakkan kerapuhan mereka yang jelas dalam bentuk tindakan dan prilaku. Inilah yang mendorong presiden Amerika Barack Obama meremehkan PM Likud Benjamen Netanyahu dan menunda jadwal pertemuan di sela-sela agenda Majlis Umum PBB pada Selasa lalu (25/9) di New York.
Buldoser Israel yang terus menggerogoti area Masjid Al-Aqsha
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.
Dalam wawancara dengan harian Jerusalem Post Israel edisi April lalu, Meir Daghan menegaskan, “Saya yakin bahwa negara kami sudah sampai pada titik dimana pemerintah Israel tidak mampu lagi mengatur negara. Kami sudah berada di bibir jurang. Saya tidak mau berlebihan. Ini adalah tragedi. Namun kami sedang menghadapi spekulasi buruk di masa mendatang.”
Bahkan ketika mengomentari kemungkinan serangan Israel ke Iran, Meir Daghan menegaskan dalam wawancaranya dengan forum sosial CBS Amerika edisi 11 Maret 2012 bahwa reaksi Iran atas serangan Israel pasti akan menghancurkan.
Tema masa depan Israel menjadi materi menarik bagi spesialis, pemikir dan pengamat setelah kemenangan kelompok perlawanan Hezbollah menghadapi perang Israel pada Juli 2006 dan ketegaran pejuang Palestina di Gaza menghadapi blokade dan agresi Israel akhir tahun 2008. Dua peristiwa itu membuktikan kepalsuan mitos Israel sebagai “tentara tak terkalahkan” dan rapuhnya sistem keamanan Israel. Tak heran bila sejumlah pakar strategi dan militer di Timur dan Barat menegaskan bahwa Israel akan musnah jika menyerang Iran.
Kita sepakat dengan Henry Kissinger soal kepastian hancur dan habisnya Israel. Namun kita berbeda dengan “jangka waktunya”. Sebab kita yakin Israel yang menerapkan politik kekerasan sejak proyek ilegal dan inkonstitusionalnya didirikan tahun 1948 pasti akan hancur dalam waktu dekat. Sebab dunia semakin mengisolasi Israel dan di sisi lain, perlawanan semakin keras dari pejuang-pejuangan kebangkitan Islam untuk mendekatkan pembebasan Palestina dan Al-Quds dari penodaan Israel.
Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israel”.
Maka statemen ini memiliki muatan yang sama dengan apa yang diungkapkan oleh banyak lembaga-lembaga studi strategis dan tokoh politik internasional yang memiliki pengalaman dan kapasitas untuk berbicara tentang Israel. Inti dari muatan itu adalah “kehancuran Israel sudah diambang pintu” dengan latar belakang sejumlah kekalahan dan kegagalan yang dialami negara penjajah Palestina itu selama dua dekade terakhir. Selain itu, faktor lain adalah berbagai perpecahan yang mulai dialami entitas penjajah dan negara buatan ini dalam beberapa waktu mendatang.
Yang membuat statemen Kissinger menjadi riil, hakiki dan tidak terelakkan adalah situasi kebingungan yang menyelimuti elit-elit Israel yang belakangan mulai menampakkan kerapuhan mereka yang jelas dalam bentuk tindakan dan prilaku. Inilah yang mendorong presiden Amerika Barack Obama meremehkan PM Likud Benjamen Netanyahu dan menunda jadwal pertemuan di sela-sela agenda Majlis Umum PBB pada Selasa lalu (25/9) di New York.
Buldoser Israel yang terus menggerogoti area Masjid Al-Aqsha
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.
Dalam wawancara dengan harian Jerusalem Post Israel edisi April lalu, Meir Daghan menegaskan, “Saya yakin bahwa negara kami sudah sampai pada titik dimana pemerintah Israel tidak mampu lagi mengatur negara. Kami sudah berada di bibir jurang. Saya tidak mau berlebihan. Ini adalah tragedi. Namun kami sedang menghadapi spekulasi buruk di masa mendatang.”
Bahkan ketika mengomentari kemungkinan serangan Israel ke Iran, Meir Daghan menegaskan dalam wawancaranya dengan forum sosial CBS Amerika edisi 11 Maret 2012 bahwa reaksi Iran atas serangan Israel pasti akan menghancurkan.
Tema masa depan Israel menjadi materi menarik bagi spesialis, pemikir dan pengamat setelah kemenangan kelompok perlawanan Hezbollah menghadapi perang Israel pada Juli 2006 dan ketegaran pejuang Palestina di Gaza menghadapi blokade dan agresi Israel akhir tahun 2008. Dua peristiwa itu membuktikan kepalsuan mitos Israel sebagai “tentara tak terkalahkan” dan rapuhnya sistem keamanan Israel. Tak heran bila sejumlah pakar strategi dan militer di Timur dan Barat menegaskan bahwa Israel akan musnah jika menyerang Iran.
Kita sepakat dengan Henry Kissinger soal kepastian hancur dan habisnya Israel. Namun kita berbeda dengan “jangka waktunya”. Sebab kita yakin Israel yang menerapkan politik kekerasan sejak proyek ilegal dan inkonstitusionalnya didirikan tahun 1948 pasti akan hancur dalam waktu dekat. Sebab dunia semakin mengisolasi Israel dan di sisi lain, perlawanan semakin keras dari pejuang-pejuangan kebangkitan Islam untuk mendekatkan pembebasan Palestina dan Al-Quds dari penodaan Israel.