Tissue Khusus Untuk Organ Intim Wanita


Banyak dari kaum perempuan yang mengalami STRES, Hal ini tidak dapat dianggap sebagai hal biasa, karena tanpa disadari dapat menyebabkan keputihan serta lendir yang berbau, Jika ini dibiarkan berkepanjangan maka akan mengganggu keharmonisan dalam berhubungan dengan pasangan. Bahkan bisa memicu terjadinya kanker serviks (leher rahim).
Tissue kesehatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim. Dengan formula bebas alkohol , ph balance dan extrak bahan alami, menjadikan sebagai pembasuh yang sangat lembut, aman, bebas iritasi dan segar sepanjang hari.

KANDUNGAN & MANFAAT INTIMATE TISSUE DOUBLE MAJAKANI (TDM)

dengan FORMULA CHAMOMILE

Tissue Khusus Untuk Organ Intim Wanita mengandung extrak alami buah Majakani Piper Betle, Lactic Acid serta Vitamin E yang berfungsi untuk membantu :
   - Mengetatkan otot organ intim wanita
   - Memberikan rasa kesat di organ kewanitaan
   - Menstabilkan PH asam & mengurangi cairan (basah) berlebihan
   - Membuat aroma lebih wangi disekitar organ intim
   - Membantu mengencangkan otot-otot perut & rahim setelah melahirkan
   - Membina rahim & membersihkan selepas bersalin & haid
   - Mencegah Keputihan
   - Menghilangkan gatal-gatal pada organ intim
   - Mencegah jamur yang menyebabkan bau tak sedap
   - Menjaga agar kulit sekitar organ intim tetap sehat dan terawat.
   - Mencegah Kanker Serviks (bukan melalui hubungan pasutri)
     Tahukah anda? SETIAP perempuan berisiko terkena kanker serviks
     dan tiap 1 jam, 1 wanita indonesia meninggal karena kanker mematikan tersebut.
   - Menghaluskan & melembutkan kulit area organ kewanitaan
   - Merileksasikan otot kewanitaan
   -  Mengatasi KRAM saat menstruasi   

FAKTA yang anda harus ketahui : 

Di Indonesia, setiap harinya 40-45 perempuan terdiagnosis kanker serviks dan 20-25 diantaranya   meninggal karenanya. 
Kanker serviks merupakan kanker tersering di Indonesia 
Dampak yang dapat ditimbulkan kanker serviks pada perempuan sangat banyak, dikarenakan kasus kanker serviks terbanyak muncul pada saat perempuan berada dalam usia produktif yaitu antara 30-50 thn.

Dampak yang dapat timbul

      -  Gangguan kualitas hidup : psikis, fisik dan kesehatan seksual.
      -  Dampak sosial dan ekonomi (finansial).
      -  Pengaruh pada perawatan, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga.

untuk info barang dan harga lebih jelasnya anda  dapat mengunjungi situsnya http://bit.ly/tisumjkani
atau www.produkabe.com 

 Demikianlah INFORMASI mengenai  Tissue Khusus Untuk Organ Intim Wanita. Semoga bermanfaat.


Cara mudah membuat Random Post

Cara Memasang Random Post Beserta Thumbnail

Sama halnya dengan Popular Post yang bisa dipasangi gambar, Random post yang akan saya bagikan kali ini juga sudah saya modifikasi dengan gambar sehingga akan mempercantik tampilannya. Tidak hanya itu, pada random post saya kali ini juga ada ringkasan postinganya yang dapat membuat pengunjung tertarik untuk membacanya.
Buat anda yang tertarik memasang widget random post ini, silahkan ikuti langkah-langkah sederhana di bawah ini:
Cara mudah membuat Random Post
1. Login dengan akun blog saudara
2. Masuk ke menu TATA LETAK
3. Klik tambah gadget --> pilih HTML/Javascript
4. Masukan script di bawah ini:
<style>
.rp-post-link {
font-weight: bold !important;
font-size: 12px !important;
}
.rp-summary {
margin-bottom: 5px !important;
border-bottom: 1px dotted #686868;
font-size: 12px !important;
line-height: 20px !important;
word-wrap: break-word !important;
}
.rp-thumbnail {
margin: 5px 5px 2px 0px !important;
float: left !important;
width:60px;height:60px;
}
.rp-pubdate {
font-style: italic !important;
margin-bottom: 3px !important;
}
</style>
<script type="text/javascript">
var randarray = new Array();
var l=0;
var flag;
var lengthsummary = 120; //Jumlah karakter postingan yang ditampilkan
var numofpost=5; //Jumlah postingan yang ditampilkan
function randomposts(json){
var total = parseInt(json.feed.openSearch$totalResults.$t,10);
for(i=0; i < numofpost;){
flag=0;
randarray.length=numofpost;
l=Math.floor(Math.random()*total);
for(j in randarray){
if(l==randarray[j]){
flag=1;
}
}
if(flag==0&&l!=0){
randarray[i++]=l;
}
}
document.write('<div>');
for(n in randarray){
var p=randarray[n];
var entry=json.feed.entry[p-1];
var item ="";
var posttitle = entry.title.$t || "[Untitled]";
"[Untitled]"
for(k=entry.link.length -1; k >= 0 ; k--){
if(entry.link[k].rel=='alternate'){
item +="<a class='rp-post-link' href='" + entry.link[k].href + "'>" + posttitle + "</a>";
break;
}
}
item += "<br"
item += "/>"

if('media$thumbnail' in entry)item += "<img class='rp-thumbnail' src='" + entry.media$thumbnail.url + "'>"
var summary = "";
if ("content" in entry) {
summary = entry.content.$t;
}
else if ("summary" in entry) {
summary = entry.summary.$t;
}
var re = /<\S[^>]*>/g;
summary = summary.replace(re, "");
item += "<p class='rp-summary'>" + summary.substring(0,lengthsummary) + " ...</p>";
document.write(item);
}
document.write('</div>');
}
</script>
<script src="/feeds/posts/default?alt=json-in-script&start-index=1&max-results=1000&callback=randomposts" type="text/javascript">
</script>

Keterangan kode di atas:

  • Kode warna Hijau: Mengatur lebar dan tinggi gambar/thumbnail pada random post nanti.
  • Kode warna Merah: Jumlah Postingan yang ingin ditampilkan.
  • Kode warna Biru: Jumlah karakter/huruf pada ringkasan yang ingin ditampilkan.
5. Klik simpan dan lihat hasilnya.

Demikianlah artikel mengenai  Cara mudah membuat Random Post . Semoga bermanfaat.

Cara mudah mencari usaha tambahan

Bagaimana jika Anda bisa tetap bekerja sebagai karyawan tapi juga bisa sambil BISNIS?
dengan harapan jika nanti bisnis anda melebihi penghasilan anda sebagai karyawan secara konsisten, baru kemudian anda bebas memutuskan apakah tetap jadi karyawan atau membangun "kerajaan bisnis keluarga" anda dan.... "pecatlah" bos Anda... jadilah BOS untuk bisnis anda sendiri :) hmmm kedengarannya menyenangkan ya?.... tapi Bagaimana mungkin?
Mengapa Anda perlu punya BISNIS?
Anda BUTUH Penghasilan TAMBAHAN!
Anda tidak ingin SEUMUR HIDUP Bekerja untuk orang lain.
Anda ingin bisa Liburan Kapanpun Anda Mau tanpa pusing mikirin cuti.
Anda ingin bisa Bangun Tidur Sesuka Hati.
Anda tidak ingin Diperintah & Dimarahi oleh atasan yang tidak mengerti Anda.
Anda merasa pekerjaan sekarang Tidak Sepadan Dengan Hasilnya.
Anda ingin Lebih Banyak Waktu untuk orang-orang yang anda sayangi.
Anda Tidak Ingin Meninggalkan Keluarga saat bekerja/ berbisnis.
Capek bermacet ria & habiskan waktu di jalan tiap hari.
Anda sadar sebagai karyawan Tidak Ada Jaminan sampai kapan perusahaan butuh anda.
Anda ingin bisnis yang pada akhirnya bisa hasilkan profit terus menerus meskipun sedang bersantai (passive income).
Anda ingin bisnis yang Bisa Diwariskan ke orang yang anda sayangi (bukannya mewariskan hutang).
Anda ingin segera mempersiapkan HARI TUA anda dari sekarang (pensiun dini & menikmati hidup) dengan membangun "kerajaan bisnis" bagi keluarga anda!
TAPI masalahnya untuk segera keluar dari "ZONA NYAMAN " sebagai karyawan tidaklah mudah, anda masih membutuhkan "dana bulanan" untuk kebutuhan hidup sehari-hari, padahal untuk membangun bisnis butuh modal yang tidak sedikit, menguras waktu, pikiran & tenaga anda yang sangat terbatas dengan status sebagai karyawan, bingung?
Akhiri kebingungan Anda! Anda berada di website yang mungkin anda cari selama ini!
saya tidak akan MEMBODOHI anda dengan iming-iming "cepat kaya", saya rasa anda termasuk orang yang *well educated* yang tidak dapat dikelabui dengan peluang bisnis di internet yang menjanjikan kaya instant tanpa bekerja!
Dengan Bisnis NETWORK MARKETING ABE + INTERNET MARKETING hal tersebut sangat mungkin dilakukan! kalau anda bisa membuat/ mengirim email & mengakses internet serta selama ada KEMAUAN untuk belajar anda pasti BISA! jangan biarkan ALASAN GAPTEK menjadi "kuburan" bagi masa depan Anda!
Bisnis Network Marketing yang saya maksud adalah Bisnis Produk Pasutri dari ABE yang SANGAT UNIK & LANGKA Rekomendasi Pakar Ternama : Boyke Dian Nugraha (Pakar Kesehatan Reproduksi)  Untuk INFORMASI lebih detilnya silahkan KLIK DISINI atau ABE-NET

  Demikianlah INFORMASI mengenai Cara mudah mencari usaha tambahan. Semoga bermanfaat.

BISNIS ONLINE

Survey Idsurvei.com adalah program mengumpulkan data dari pengguna internet melalui survei singkat. Data-data hasil survei tersebut digunakan untuk menentukan target market yang tepat dalam berbisnis online.
survei ini dirancang untuk mengetahui kekuragan dan kelebihan suatu produk ,sebagai peluang bisnis ke depan
Idsurvei.com bukanlah program member get member, sehingga pekerjaan Anda bukanlah mencari orang/member. Cukup dengan mengisi "Formulir Survei" saja. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menjalankan petunjuk yang ada.
saya mencoba mengikuti suvey ini diawali oleh teman saya telah lama mengikuti  suvey ini yang selalu rutin mendapatkan uang 300000 per bulan..lumayan kan
Batu Cincin Apakah yang Dipakai Rasulullah?

Batu Cincin Apakah yang Dipakai Rasulullah?




SEKARANG lagi pada ramai bicara batu cincin. Rasulullah saw juga pernah mengenakan batu cincin. Adalah batu akik yang berasal dari Habasyah. Sebuah negeri di Afrika, yang sekarang bernama Ethopia. Warna mata batunya hitam. Imam An-Nawawi berkata, tambangnya ada di Habasyah dan Yaman.

Diriwayatkan dalam hadits Imam Muslim, bahwa Anas bin Malik berkata, “Cincin Rasulullah saw terbuat dari perak, mata cincinya terbuat dari batu Habasyah.” (HR. Muslim, No. 5485).

Masih dari Anas bin Malik bahwa “Rasulullah saw memakai cincin perak bermata batu Habasyah di tangan kanannya. Beliau meletakkan mata cincinnya di bagian dalam telapak tangan beliau.” (HR. Muslim, No. 5487).

Dari Tsabit bahwa Anas berkata, “Nabi saw memakai cincin di sini.” Dia menunjuk jari kelingking tangan kirinya. (HR. Muslim, No 5489).

Adapun hadits lainnya dari Abu Burdah dari Ali (bin Abu Thalib) berkata, “Rasulullah saw melarangku memakai cincin di jari yang ini dan ini.” Abu Burdah berkata, “Ali menunjuk jari tengah dan jari setelahnya.” (HR. Muslim, No. 5493).

Imam An-Nawawih dalam Syarah Kitab Muslim mengatakan, kaum muslimin sepakat bahwa menurut sunnah dalam memakai cincin untuk laki-laki adalah di jari kelingking, adapun untuk wanita maka boleh memakai cincin pada seluruh jari-jarinya. Para ulama berkata, “Hikmah dari tempatnya di jari kelingking adalah lebih menjauhkan diri dari kesibukan tangan, karena posisinya yang berada di paling ujung, dan juga karena tidak menyibukkan tangan dari kesibukan-kesibukan yang diambil dengan tangan tersebut. Berbeda dengan selain jari kelingking makruh untuk laki-laki memakainya di jari tengah dan telunjuk, berdasarkan hadits ini.

Imam An-Nawawih melanjutkan, adapun memakai cincin pada tangan kanan dan kiri, terdapat dua hadist yang menerangkan demikian, dan kedua hadits tersebut sahih. Adapun hukum dalam permasalahan ini, menurut ulama fiqih, bahwa mereka telah sepakat membolehkan memakai cincin di tangan kanan, dan boleh juga pada tangan kiri. Serta tidak makru memakainya pada salah satu dari keduanya. Namun para ulama berselisih pendapat tentang mana yang lebih utama.

Kata Imam An-Nawawi, kebanyakan kalangan ulama shalafush-shalih mengatakannya pada tangan kanan, dan sebagian mereka mengatakan tangan kiri. Imam Malik menganjurkan tangan kiri dan menurutnya makruh digunakan pada tangan kanan. Menurut mazhab kami (Syafi’i), maka terdapat dua pandangan dari para sahabat kami. Pendapat yang benar bahwa tangan kanan lebih utama karena merupakan hiasan dan tangan kanan lebih mulia, lebih berhak, dan lebih pantas untuk perhiasan. (Wallahua’lam)
PEMBATAIAN 30.000 JIWA LEBIH DI DEPAN KA’BAH

PEMBATAIAN 30.000 JIWA LEBIH DI DEPAN KA’BAH

https://asshidqy.files.wordpress.com/2015/04/kabah.jpg 
DR. Majdi Ar Roba’iy (pakar sejarah) berkata:
Aku telah menghabiskan sepuluh tahun dari umurku bersama syi’ah…
Dan kupelajari sejarah mereka, kuteliti sepak terjang mereka dan tokoh-tokoh utama mereka…
Demikian pula perseteruan mereka terhadap ahlussunnah wal jama’ah…
Itu semua kulakukan selama pengembaraan ilmiahku dalam rangka mendapatkan gelar Master dan Doktor di bidang sejarah syi’ah, tepatnya di negeri Irak dan Iran.

Kurenungi dengan seksama sekte Syi’ah Bathiniyyah yang menghalalkan darah kaum muslimin, dan menyebarkan paham syi’ah dengan api dan besi (kekuatan senjata)…
Sampai mereka berhasil memaksa bangsa Iran sejak 400 tahun untuk memeluk syi’ah… Mereka memaksa jutaan warga ahlussunnah wal jama’ah di Iran untuk menganut paham syi’ah, sampai-sampai para sejarawan mengatakan bahwa jumlah ahlussunnah yang dibunuh oleh syi’ah di masa daulah Shafawiyah (Syi’ah Rafidhah) mencapai SATU JUTA JIWA. Mereka disembelih dengan pedang oleh tangan-tangan syi’ah Rafidhah, sehingga beralihlah Iran yang sunni menjadi syi’i majusi sejak 400 tahun silam.
Lebih dari itu, pada saat-saat paling kritis dalam sejarah, kaum Syi’ah Rafidhah justru berkoalisi dengan kaum Yahudi dan Nashara untuk melawan ahlussunnah wal jama’ah… inilah penyebab terhentinya ekspansi (futuhat) Daulah Utsmaniyyah di benua Eropa, setelah mereka berhasil menaklukkan belahan timur Eropa. Daulah Utsmaniyyah sempat menjejakkan kakinya di jantung Eropa, dan mengepung kota Wina (Austria)… namun akhirnya mereka harus kembali ke negeri Timur (Asia) dan melupakan impian penaklukan Eropa dan masuknya warga Eropa ke pangkuan Islam. Oleh karena itu, salah seorang sejarawan Barat terkenal berkata, “Andai bukan karena pengkhianatan dan serangan Kaum Syi’ah Shafawiyyin (Rafidhah) terhadap Khilafah Utsmaniyyah dari arah belakang, niscaya Utsmaniyyun akan menguasai Eropa seluruhnya, dan beralihlah Eropa menjadi benua Islam”.
Diantara tragedy yang menjadikanku merenung cukup lama, dan hampir-hampir tak percaya hal itu bisa dilakukan oleh seorang manusia, apalagi yang mengaku muslim… ialah apa yang dilakukan oleh syi’ah qaramithah (salah satu sekte syi’ah bathiniyyah) di sekitar Baitullah (masjidil Haram) pada tahun 317 H, tepatnya pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah) ketika mereka menyerang Jemaah haji dan membantai lebih dari 30 ribu jiwa… kubah sumur zam-zam mereka hancurkan… pintu ka’bah mereka congkel… kiswahnya mereka lepas, dan siapa pun dari Jemaah haji yang bergelayutan di kiswah ka’bah mereka sembelih… lalu mereka kuburkan jasad kaum muslimin tsb di sumur zam-zam!! Setelah itu, mereka mencongkel hajar aswad dari tempatnya, dan membawanya ke negeri Mereka (Ahsa’).
Setelah merenungi tragedy ini, barulah aku meyakini kebenaran ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang kaum syi’ah bathiniyyah, bahwa “mereka itu lebih kafir dari Yahudi dan Nasrani, dan memerangi mereka lebih wajib daripada memerangi orang-orang kafir, sebab mereka tergolong kaum murtad”.
Hari ini, setelah kita menyaksikan penyembahan terhadap Basyar Al Asad yang terjadi di Suriah, dan pembantaian serta pembunuhan terhadap Ahlussunnah lewat serangkaian genosida yang belum pernah dilakukan kaum Yahudi maupun Tatar (Mongol) sekalipun… ditambah lagi penghancuran dan penistaan masjid-mesjid… yakinlah aku bahwa Basyar Al Asad dan Syi’ah Nushairiyah-nya adalah anak cucu dari Syi’ah Bathiniyyah Qaramithah tsb…
Benarlah firman Allah (ذريةً بعضها من بعض) “Sebagiannya merupakan keturunan sebagian lainnya”… Seakan-akan sejarah sedang terulang kembali!!!
Ditulis oleh DR. Majdi Ar Roba’iy

KEHANCURAN ISRAEL diramalkan oleh BANGSANYA sendiri

Dalam sebuah makalah yang dibuat oleh Syaikh Muhammad Ahmad Ar-Rasyid – tentang Tata Dunia Baru – diceritakan tentang perkara berikut :
Sewaktu negara Israel berdiri dan diproklamirkan tahun 1948, seorang perempuan tua Yahudi masuk ke rumah ibu Muhammad Ar-Rasyid dalam keadaan menangis. Ketika ditanya kenapa dia menangis padahal orang-orang Yahudi sedang bergembira, dia menjawab “Sesungguhnya berdirinya negara Yahudi ini menjadi sebab mereka akan dibinasakan.Menurut perempuan tua itu bahwa negara Yahudi yang baru berdiri itu hanya akan berumur selama 76 tahun.Menurut Muhammad Ar-Rasyid perkara ini ada kaitannya dengan putaran komet Heli yang punya hubungan erat dengan kepercayaan Yahudi.

1. Berdasarkan kabar perempuan Yahudi tadi, negara Israel hanya berumur 76 tahun saja, yakni 19 x 4 . Katakanlah 76 tahun itu tahun Qamariyyah , karena Yahudi menggunakan hitungan bulan Qamariyyah. Tahun 1948 M bertepatan dgn tahun 1367 H, Dgn demikian jika perkiraan tadi benar berarti negara Israel akan berlangsung hingga tahun 1367 + 76 = 1443 H.
2. Setiap kalimah dalam surat Al Isra menunjukkan hitungansatu tahun karena kalimatnya yang berjumlah 1556 itu = 1556 tahun (bilangan tahun antara kehancuran kekuasaan israel pertama hingga peristiwa Isra’). Jumlah ayat surat Al Isra’ sebanyak 111 = jumlah ayat dalam surat Yusuf. Dan Kesamaan ini hanya ada dalam dua surat ini saja.Apabila diteliti, surat Yusuf sebenarnya berbicara tentang ke munculan Bani Israil, sedangkan surat Bani Israil berbicara tentang akhir dari kewujudan Bani Israil di muka bumi suci yang diberkati. Setiap ayat dari surat Al Isra sering diakhiri dgn kalimah seperti : wakiilan, syakuuran, nafiiran, lafiifan…semuanya berjumlah 111. Dari jumlah itu jika dibuang beberapa kalimah yang sering diulang-ulang, maka tinggal 76 kalimah, yakni = 19 x 4. Seperti keterangan terdahulu bahwa setiap satu kalimah mewakili bilangan satu tahun. 76 TAHUN ! Ada 4 ayat dalam surat Al Isra yang terdiri dari 19 kalimah, artinya jumlah kalimahnya 19 x 4. HASILNYA SEKALI LAGI adalah 76!!! Seketika terlintas untuk melihat ayat ke 76 yang ternyata berbunyi :
“Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Makkah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal melainkan sebentar saja.”(Al Isra:76)

Kissinger Prediksi Israel Lenyap 10 Tahun Lagi

Siapa tidak kenal Henry Kissinger. Meskipun tidak menduduki jabatan resmi di Gedung Putih Washington tapi politikus gaek berdarah Jerman ini dianggap bapak pembina politik. Mengingat peranannya sebagai koordinator Grup elite Bilderberg, di mana persoalan dunia diputuskan di sana oleh sekitar 200 tokoh penting dunia. Henry Kissinger adalah pendukung utama Israel dan peretas teori politik Amerika di masanya. Namun belakangan dia mengejutkan jagat perpolitikan Israel. Ia menegaskan bahwa setelah 10 tahun, “negara Israel” tidak akan ada lagi. Ini sebuah perubahan signifikan dalam pemikiran laki-laki yang satu ini. Padahal sebelum ini, ia telah me-“nazar”-kan keseluruhan hidupnya untuk menjaga eksistensi Israel dari kehancuran.
Meski statemen Kissinger yang dimuat oleh New York Post ini menjatuhkan elit-elit politik Tel Aviv, meski mereka menampik itu keluar dari mantan penasehat keamanan nasional dan mantan Menlu Amerika ini, namun editor koran Amerika ini, Cindy Adams menegaskan bahwa statemen yang dimuat itu sudah akurat dan valid. Ia mengatakan, Kissinger menegaskannya dengan kata-kata “In 10 years, there will be no more Israel”.
Maka statemen ini memiliki muatan yang sama dengan apa yang diungkapkan oleh banyak lembaga-lembaga studi strategis dan tokoh politik internasional yang memiliki pengalaman dan kapasitas untuk berbicara tentang Israel. Inti dari muatan itu adalah “kehancuran Israel sudah diambang pintu” dengan latar belakang sejumlah kekalahan dan kegagalan yang dialami negara penjajah Palestina itu selama dua dekade terakhir. Selain itu, faktor lain adalah berbagai perpecahan yang mulai dialami entitas penjajah dan negara buatan ini dalam beberapa waktu mendatang.
Yang membuat statemen Kissinger menjadi riil, hakiki dan tidak terelakkan adalah situasi kebingungan yang menyelimuti elit-elit Israel yang belakangan mulai menampakkan kerapuhan mereka yang jelas dalam bentuk tindakan dan prilaku. Inilah yang mendorong presiden Amerika Barack Obama meremehkan PM Likud Benjamen Netanyahu dan menunda jadwal pertemuan di sela-sela agenda Majlis Umum PBB pada Selasa lalu (25/9) di New York.
Buldoser Israel yang terus menggerogoti area Masjid Al-Aqsha
Meski prediksi Kissinger soal habisnya usia Israel dalam waktu yang tidak lama adalah kesimpulan yang konclusi, baik diakui oleh penentu kebijakan di Washington atau Eropa atau tidak diakui, namun statemen tokoh-tokoh penting Israel di Palestina dan Al-Quds, sekeleas mantan kepala Mossad, Meir Daghan dan lainnya membuktikan bahwa kehancuran Israel tinggal menghitung mundur saja.
Dalam wawancara dengan harian Jerusalem Post Israel edisi April lalu, Meir Daghan menegaskan, “Saya yakin bahwa negara kami sudah sampai pada titik dimana pemerintah Israel tidak mampu lagi mengatur negara. Kami sudah berada di bibir jurang. Saya tidak mau berlebihan. Ini adalah tragedi. Namun kami sedang menghadapi spekulasi buruk di masa mendatang.”
Bahkan ketika mengomentari kemungkinan serangan Israel ke Iran, Meir Daghan menegaskan dalam wawancaranya dengan forum sosial CBS Amerika edisi 11 Maret 2012 bahwa reaksi Iran atas serangan Israel pasti akan menghancurkan.
Tema masa depan Israel menjadi materi menarik bagi spesialis, pemikir dan pengamat setelah kemenangan kelompok perlawanan Hezbollah menghadapi perang Israel pada Juli 2006 dan ketegaran pejuang Palestina di Gaza menghadapi blokade dan agresi Israel akhir tahun 2008. Dua peristiwa itu membuktikan kepalsuan mitos Israel sebagai “tentara tak terkalahkan” dan rapuhnya sistem keamanan Israel. Tak heran bila sejumlah pakar strategi dan militer di Timur dan Barat menegaskan bahwa Israel akan musnah jika menyerang Iran.
Kita sepakat dengan Henry Kissinger soal kepastian hancur dan habisnya Israel. Namun kita berbeda dengan “jangka waktunya”. Sebab kita yakin Israel yang menerapkan politik kekerasan sejak proyek ilegal dan inkonstitusionalnya didirikan tahun 1948 pasti akan hancur dalam waktu dekat. Sebab dunia semakin mengisolasi Israel dan di sisi lain, perlawanan semakin keras dari pejuang-pejuangan kebangkitan Islam untuk mendekatkan pembebasan Palestina dan Al-Quds dari penodaan Israel.

KEHANCURAN ISRAEL sudah dipastikan di ALQURAN dan HADIST NABI

Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا  فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً  ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا  إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا  عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا 
“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS al-Israa’ 17:4-8)
Berkata Syaikhuna Salim bin ‘Ied al-Hilaly Hafizhahullahu wa Nafa’allahu bihi mengenai ayat ini :
Pertama : Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.
Kedua : Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
Ketiga : Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga kata latufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid (penegasan) pada masa mendatang.
Keempat : Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.
Kelima : Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.
Keenam : Dalam aksi pengerusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.
Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.
Realita : Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.
Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian.
Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang.
Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?
Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!!
Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.
Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi.
Kami katakan kepada mereka : Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah.
Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.
Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua.
Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.
Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.
Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam.
Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.
Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.
Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2]
Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :
Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.
Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.
Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.
Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kid (penegasan) akan kepastian hal ini. Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih.
Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3]

Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di dalam 5 ayat, sebagai berikut :
“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-Anbiyaa’ 21:71)
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ 21:81)
“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” ( QS al-A’raaf 7:137)
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` 34:18)
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” ( QS al-Israa` 17:1)
Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.
Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa.
Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.
Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya yang diuraikan oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali :
Pertama : Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud : 2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif).
Al-Hakim berkata : “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”.
Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.
Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu : “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)
Syaikh Salim berkata : “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.”
Ketiga : Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)
Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”
Keempat : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :
Pertama : 
Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).
Kedua : 
Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)
Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”
Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :
Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.
Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.
Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan dua alasan :
Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).
Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”

Kesimpulan

Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.[4]

Seruan Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullahu wa Qoddasallahu Ruuhahu Kepada Kaum Muslimin Tentang Permusuhan Yahudi

Peperangan Islam

Wahai kaum muslimin di segala penjuru dunia … wahai orang-orang Arab di seluruh tempat … wahai para pemimpin dan penguasa …
Sesungguhnya peperangan yang terjadi antara bangsa Arab dan Yahudi bukanlah peperangan ‘Arabiyah belaka, perhatikanlah! Namun ia merupakan peperangan Islamiyah ‘Arabiyah, peperangan antara kekufuran dan keimanan, antara al-haq dan bathil dan antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi. Permusuhan Yahudi terhadap kaum muslimin di tanah air dan pusat negeri mereka adalah suatu hal yang telah ma’lum (ketahui) dan masyhur. Maka wajib bagi setiap muslim di setiap tempat untuk menolong saudara-saudara mereka yang teraniaya, berdiri di atas barisan mereka dan membantu mereka di dalam mengembalikan hak mereka yang terampas dari kaum yang menganiaya dan menzhalimi mereka, dengan segala kemampuan yang dimiliki : dari jiwa, kehormatan, peralatan dan harta benda.
Semuanya menurut kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla : “jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka”[5] dan firman-Nya : “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada Hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”[6]
Sikap Yahudi di dalam memusuhi Islam dan Nabinya Islam adalah suatu hal yang ma’lum dan masyhur. Sejarah telah mencatatnya dan para perawi berita sejarah saling menukilkannya.
Bahkan, Kitab teragung dan terbenar menjadi saksi atasnya, yaitu Kitabullah yang tidak ada padanya kebatilan di tengah-tengahnya dan tidak pula di belakangnya, yang diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”[7]. Allah Azza wa Jalla menegaskan di dalam ayat yang mulia ini bahwa Yahudi dan orang-orang musyrik itu adalah kaum yang paling keras permusuhannya terhadap kaum mukminin …
Kewajiban Bersegera Untuk Berperang Di Jalan Allah
Wahai sekalian kaum muslimin dari bangsa Arab dan selainnya … bersegeralah kalian untuk memerangi musuh-musuh Allah dari bangsa Yahudi, dan berjihadlah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian, yang demikian ini adalah lebih baik jika kalian mengetahui.
Bersegeralah kalian untuk menjumpai surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan bagi muttaqin (orang-orang yang bertakwa), mujahidin dan shabirin (orang-orang yang sabar).
Ikhlaskanlah niat hanya untuk Allah, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian serta bertakwalah kepada Allah Azza wa Jalla niscaya kalian akan memperoleh kemenangan yang besar atau syahid di jalan kebenaran dalam rangka menumpas kebatilan.
Ingatlah selalu dengan apa yang diturunkan Rabb kalian Subhanahu wa Ta’ala di dalam kitab-Nya yang mubin (jelas) tentang keutamaan mujahidin dan janji Allah atas mereka berupa derajat yang tinggi dan tempat yang penuh kenikmatan (surga).
Allah Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”[8].
Dan firman-Nya Ta’ala : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”[9].
Dan firman-Nya Ta’ala : “Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan Haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zhalim.
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNnya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”[10].

Berharap Untuk Berangkat Berjihad

Wahai para mujahidin! Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam ayat ini keutamaan jihad dan akibatnya yang terpuji bagi orang-orang yang beriman. Yaitu berupa pertolongan dan kemenangan yang dekat -di dunia- beserta surga dan keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kedudukan yang tinggi di akhirat.
Ayat yang kedua yaitu yang berbunyi : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat” menunjukkan akan kewajiban berangkat untuk berjihad bagi para pemuda dan orang tua apabila diseru, dalam rangka meninggikan kalimat Allah dan melindungi negeri kaum muslimin serta melawan musuh-musuh mereka. Terlebih lagi apa yang dihasilkan jihad bagi kaum muslimin berupa Izzah, kemuliaan, kebaikan, keagungan, ganjaran yang besar dan tingginya kalimat Allah serta terpeliharanya keadaan umat, agama dan keamanannya.
Telah datang penjelasan di dalam al-Qur’an al-Karim ayat-ayat yang mulia tentang keutamaan jihad dan dorongan untuk berjihad, dan janji kemenangan bagi orang-orang mukmin dan kehancuran kaum kafir, yang memenuhi hati seorang mukmin dengan semangat, kekuatan, obsesi dan kejujuran untuk turun di medan jihad, keberanian di dalam menyokong al-haq untuk memenuhi janji Allah, dan keimanan akan pertolongan-Nya, serta harapan akan ganjaran di antara dua kebaikan, yaitu kemenangan dan ghanimah (harta rampasan perang) atau syahid di jalan kebenaran, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla : “Katakanlah: “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan, dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.”[11] dan firman-Nya Azza wa Jalla : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”[12].
Allah Azza wa Jalla juga berfirman: “Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”[13] dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala : “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.”[14] dan firman-Nya Ta’ala : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu, mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”[15] sampai dengan firman-Nya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”[16].
Di dalam ayat-ayat ini terdapat at-tashrih (penjelasan yang terang) dari Allah Azza wa Jalla akan janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya berupa pertolongan dari musuh-musuh mereka dan keselamatan dari tipu daya mereka walau sebesar apapun kekuatan mereka dan sebanyak apapun jumlah mereka. Karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lebih kuat dari segala kekuatan yang ada dan lebih mengetahui akan akibat dari segala urusan dan Dia berkemampuan atasnya serta Ia Maha Mengetahui seluruh amal-amal mereka.
Akan tetapi Allah Azza wa Jalla mensyaratkan janji-Nya ini dengan syarat yang besar, yaitu keharusan beriman kepada-Nya, menolong agama-Nya dan beristiqamah di atasnya dengan kesabaran dan kekuatan di dalam bersabar. Barangsiapa yang melaksanakan syarat ini niscaya Allah akan memenuhi janji-Nya kepada mereka dan Dia adalah jujur di dalam janji-Nya : “Allah Telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.”[17]. Dan barangsiapa yang meremehkan syarat ini, atau tidak mau mengangkat kepalanya (untuk memenuhi syarat ini), maka dia tidaklah menghinakan melainkan dirinya sendiri.
Maka sepatutnyalah bagimu wahai mukmin yang mujahid, untuk banyak-banyak mentadabburi firman Allah Azza wa Jalla : “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu”[18], karena sesungguhnya di dalam ayat ini –demi Allah- terdapat suatu kalimat yang agung dan janji yang benar dari Yang Maha Merajai, Maha Berkehendak dan Maha Mulia apabila engkau bersabar di dalam memerangi musuhmu dan berjihad untuk menghinakan mereka dengan tetap menegakkan takwa kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu dengan mengagungkan-Nya Subhanahu wa Ta’ala, mengikhlaskan (semua amal) hanya untuk-Nya, menta’ati-Nya dan Rasul-Nya serta berhati-hati dari hal-hal yang dilarang-Nya dan Rasul-Nya, maka inilah hakikat takwa. Dan bersabar di dalam jihad an-Nafsi (melawan hawa nafsu) dan terus bersabar di dalam jihad terhadap musuh-musuh (Allah) adalah merupakan bagian dari takwa itu sendiri …

Keutamaan Para Mujahidin di Sisi Allah

Bertakwalah kalian kepada Allah wahai sekalian kaum muslimin dan mujahidin di medan pertempuran dan di mana saja kalian berada … bersabarlah dan kuatkan kesabaran kalian di dalam jihad terhadap jiwa kalian di dalam ketaatan kepada Allah dan menahan diri dari apa yang diharamkan Allah, dan jihad terhadap jiwa kalian di dalam memerangi musuh dan menyerang sekutu-sekutu mereka, dan bersabarlah di dalam mengemban kesulitan-kesulitan di tengah medan pertempuran dengan ketenangan di bawah kelebatan pesawat-pesawat tempur dan suara-suara yang memekikkan, dan ingatlah bahwa para salaf kalian yang shalih dari kalangan para Nabi dan Rasul serta para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam –semoga Allah meridhai mereka semua- serta siapa saja dari para pengikut mereka dari mujahidin yang jujur, pada mereka ada tauladan untuk kalian, dan pada mereka terdapat pelajaran dan ‘ibrah.
Mereka sungguh telah banyak bersabar dan berjihad dalam waktu yang panjang, maka Allah membukakan atas mereka negeri-negeri dan memberi petunjuk kepada hamba-hamba Allah melalui perantaraan mereka, Allah kokohkan mereka di atas bumi dan Allah anugerahkan kepada mereka kekuasaan dan kepemimpinan dikarenakan keimanan mereka yang agung, keikhlasan mereka kepada pelindung mereka Yang Maha Mulia, kesabaran mereka di dalam medan pertempuran dan mereka lebih mendahulukan Allah dan negeri akhirat ketimbang dunia dan segala perhiasannya yang menipu.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla di dalam Kitab-Nya yang mulia : “Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.”[19] dan firman-nya Jalla Sya’nuhu : “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.”[20].
Dan telah shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bahwasanya beliau bersabda : “Ribath (berjaga-jaga di perbatasan perang) sehari di jalan Allah itu lebih mulia daripada dunia dan seisinya, suatu tempat bagian salah seorang diantara kalian di surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya, dan perginya seorang hamba di sore atau pagi hari di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
Dan telah shahih pula dari beliau bahwasanya beliau ditanya : “Amal apakah yang paling utama?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau ditanya lagi, “Kemudian apa wahai Rasulullah?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Jihad di jalan Allah.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Perumpamaan seorang mujahid di jalan Allah –dan Allah-lah yang lebih tahu siapakah yang berjihad di jalan-Nya- adalah sebagaimana orang yang berpuasa dengan berdiri, dan Allah menanggung bagi seorang mujahid di jalan-Nya apabila Ia mewafatkannya maka Ia masukkan dirinya ke dalam surga atau Ia kembalikan ia dalam keadaan selamat dengan pahala dan harta rampasan perang.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Barangsiapa yang mati dan tidak pernah berperang ataupun terbetik di dalam dirinya untuk berperang, maka ia mati di atas cabang kemunafikan.”
Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam amalan apakah yang sepadan dengan keutamaan jihad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda kepada penanya tadi : “Apakah engkau sanggup apabila seorang mujahid keluar kemudian berpuasa tidak berbuka dan berdiri terus tanpa lelah.” Penanya itu berkata : “Siapakah gerangan yang sanggup melakukan hal itu wahai Rasulullah?”, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Adapun seandainya engkau pun mampu melaksanakannya, tetaplah tidak mencapai keutamaan mujahidin.”

Iman, Kewaspadaan dan I’dad (Persiapan) Kekuatan yang Disanggupi

Bertakwalah kalian wahai sekalian kaum muslimin, dan jujurlah di dalam berjihad melawan musuh-musuh Allah dan musuh kalian dari bangsa Yahudi dan sekutu-sekutu mereka. Introspeksilah diri kalian dan bertaubatlah kepada Rabb kalian atas segala hal yang menyelisihi dien Islam dari mabda’ (prinsip), aqidah dan perbuatan.
Berbuat jujurlah ketika di medan pertempuran, dan dahulukanlah Allah dan negeri akhirat. Dan ketahuilah bahwa pertolongan yang nyata dan akibat yang terpuji bukanlah hanya untuk bangsa Arab saja tanpa orang ‘ajam (non Arab), ataupun untuk bangsa ‘ajam saja bukan untuk orang Arab. Juga bukan pula untuk bangsa berkulit putih saja tanpa bangsa kulit hitam dan sebaliknya.
Akan tetapi, pertolongan itu dengan izin Allah adalah milik orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan mengikuti petunjuk-Nya, milik orang yang berjihad melawan nafsunya di jalan Allah dan orang yang melawan musuh-Nya dengan kekuatan yang disanggupinya.
Sebagaimana Pelindung (Maula) mereka memerintahkan hal ini di dalam firman-Nya Azza wa Jalla : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi”[21] dan firman-Nya : “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu”[22] serta Dia Azza wa Jalla menyeru Rasul yang terpercaya ‘alaihi Afdhalu as-Shalati was Salam : “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah Telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu”[23].
Renungkanlah wahai saudaraku, perintah Allah kepada hamba-Nya ini untuk bersiap-siap melawan musuh mereka dengan apa saja yang mereka sanggupi dari kekuatan, kemudian renungkan pula perintah-Nya kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan kaum mukminin tatkala peperangan melawan musuh berkecamuk dan dekat dengan mereka, supaya mereka tetap menegakkan shalat dan menyandang senjata.
Dan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengulang perintahnya untuk memanggul senjata dan tetap waspada supaya musuh mereka tidak menyerang mereka tatkala mereka sedang shalat, agar engkau tahu dengan demikian ini bahwa wajib bagi mujahidin -baik pimpinan maupun prajurit- untuk tetap menaruh perhatian terhadap musuh dan supaya waspada dari kejahatan mereka. Juga supaya mereka bersiap-siap dengan kekuatan apa saja yang mereka sanggupi, dan tetap menegakkan shalat dan menjaganya dengan tetap bersiap siaga di saat sedang melaksanakannya (shalat) tatkala perang berkecamuk dan ketika diperlukan.
Di dalam hal ini, tercakup antara sebab hissiyah (inderawi/materi) dan ma’nawiyah (spiritual), dan ini merupakan kewajiban bagi mujahidin di setiap zaman untuk bersifat dengan akhlak imaniyah, dan beristiqamah di dalam ketaatan kepada Rabb mereka serta meyakini bahwasanya pertolongan berada di tangan-Nya bukan pada selainnya.
Dan ini merupakan sebab yang pertama, asas yang kokoh, pokok yang agung, poros berputarnya pertolongan dan asasnya keberhasilan dan kemenangan.
Dan ini merupakan sebab ma’nawi yang Allah mengkhususkan bagi hamba-hamba-Nya yang mukminin yang Allah bedakan dari lainnya serta Allah janjikan dengan pertolongan apabila mereka menegakkannya bersama dengan sebab kedua (sebab materi, pent.) sebatas kemampuannya, yaitu persiapan (i’dad) mereka di dalam melawan musuh mereka dengan apa yang mereka sanggupi dari kekuatan dan inayah yang berkaitan dengan peperangan. Dan juga bersabar dan tetap di dalam kesabaran di medan peperangan dengan senantiasa waspada akan tipu daya musuh.
Dengan dua perkara ini (sebab ma’nawi dan hissi/materi, pent.) maka akan terwujudlah pertolongan dari Rabb mereka Azza wa Jalla sebagai keutamaan, kemuliaan, rahmat dan kebaikan dari-Nya serta pemenuhan janji-Nya dan pertolongan terhadap kelompok-Nya.
Sebagaimana firman-Nya Azza wa Jalla : “dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” dan firman-Nya: “jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.

Menang Atau Syahid

Wahai mujahid! Engkau sesungguhnya sedang berada di peperangan yang dahsyat bersama musuh yang memiliki kedengkian yang luar biasa terhadap Islam dan pemeluknya.
Maka mantapkanlah dirimu di dalam berjihad dan bersabarlah serta tetaplah di dalam kesabaran. Ikhlaskanlah amalmu hanya untuk Allah dan mintalah pertolongan hanya kepada-Nya semata. Dan bergembiralah dengan salah satu dari dua kebaikan apabila engkau benar dengan hal yang demikian ini, yaitu kemenangan, ghanimah dan akibat yang terpuji di dunia dan akhirat, atau syahid, tempat yang penuh kenikmatan, istana yang megah, sungai-sungai yang mengalir dan bidadari yang cantik jelita di negeri yang mulia.
Wahai bangsa Arab, janganlah kau menyangka bahwa pertolongan atas musuhmu terkait karena keArabanmu, namun sesungguhnya pertolongan itu terkait karena keimananmu kepada Allah, kesabaranmu di medan pertempuran, keistiqamahanmu di dalam kebenaran, taubatmu dari dosa-dosamu yang terdahulu dan keikhlasanmu kepada Allah pada seluruh amal-amalmu. Maka berisitiqamahlah kamu pada hal ini (keikhlasan) dan berpegangteguhlah dengan Islam yang shahih yang hakikatnya adalah pengikhlasan hanya untuk Allah, istiqamah di atas syariat-syariat-Nya dan meniti petunjuk Rasul dan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam di dalam peperangan, perdamaian ataupun pada seluruh keadaan…[24]

Kunci Mendapatkan Pertolongan dan Kemenangan Dari Musuh Islam

Sungguh umat ini telah ditimpa kemalangan semenjak lebih dari setengah abad yang lalu oleh bencana yang membinasakan, dan kebanyakan sebab ditimpanya musibah ini adalah dikarenakan lalainya kaum muslimin dari sebab-sebab bencana dan malapetaka ini. Allah Azza wa Jalla berfirman : “Katakanlah, (musibah) itu adalah dari diri kalian sendiri” dan firman-Nya : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Seandainya umat kita, pemimpin dan rakyatnya, mentadabburi Kitabullah, mengamalkan hukum-hukum dan hikmahnya, niscaya mereka akan mampu mengambil sebab-sebab pertolongan dari musuh-musuh mereka dan mereka akan mengetahui sunnatullah atas makhluk-Nya yang tidak akan berubah dan berganti seiring dengan perubahan waktu dan pergiliran zaman.

Upaya mendapatkan pertolongan dari musuh-musuh Allah sebagaimana terdapat di dalam Kitabullah adalah banyak sekali. Diantaranya adalah :

Pertama : Tauhid, Iman dan Amal Shalih
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. ”

Kedua : Barangsiapa yang menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongnya
Menolong agama Allah adalah dengan cara menegakkan syariat-syariat-Nya, ittiba’ (menauladani) petunjuk Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Salam, mewujudkan ubudiyah hanyalah milik Allah, menghidupkan sunnah-sunnah Nabi dan mematikan serta menumpas bid’ah-bid’ah dengan cara amar ma’ruf nahi munkar dan jihad melawan musuh-musuh Allah di manapun mereka berada.
Menolong agama Allah adalah dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan segala perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” Dan barangsiapa yang diberi pertolongan oleh Allah, maka tiada seorangpun yang dapat mengalahkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?”

Ketiga : Kesabaran dan Ketakwaan merupakan sebab pertolongan dan kemenangan dari Allah
Allah telah berjanji kepada orang yang bersabar dan bertakwa dengan pertolongan, kemantapan dan kemenangan serta mementalkan tipu muslihat musuh-musuhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu”.  Dan firman-Nya : “jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, dan pertolongan itu bersama kesabaran, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Keempat : Setiap orang yang teraniaya dijanjikan pertolongan oleh Allah, apalagi jika ia seorang mukmin yang bertakwa
Dan demikianlah, bahwa kezhaliman itu adalah kegelapan dan Allah telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya dan Ia jadikan haram pula atas makhluk-Nya. Ia perintahkan untuk menolong orang yang mazhlum (teraniaya) dan Ia jadikan do’anya mustajab yang tidak ada antara dirinya dan diri Allah hijab (pembatas).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya.”
Telah warid (datang) juga bahwasanya, sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat mengqishash kambing bertanduk yang menanduk kambing tidak bertanduk.

Kelima : Para penganut agama yang haq dijanjikan dengan pertolongan Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama walaupun orang musyrik benci”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Sungguh urusan ini akan benar-benar mencapai apa yang dicapai siang dan malam. Dan tidaklah tersisa sebuah rumahpun di desa atau di dusun terpencil melainkan Allah masukkan agama ini ke dalamnya, memuliakan yang mulia dan menghinakan yang hina, mulia dengan kemulian Islam dan hina dengan kehinaan kekufuran.”
Dan janji ini termaktub di dalam Kitabullah dan di atas lisan Rasulullah, janji Allah takkan meleset karena Allah takkan menyelisihi janjinya.

Keenam : Perselisihan merupakan sebab kelemahan dan kehinaan
Seandainya umat ini bersatu di atas kalimat tauhid dan mempersatukan kalimatnya, berpegang teguh dengan tali (agama) Allah, berjihad memerangi musuh-musuhnya dalam rangka meninggikan kalimat Allah dan menegakkan tauhid hanya semata untuk Allah serta membatalkan kesyirikan, maka niscaya Allah pasti menolong mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

Ketujuh : I’dad (persiapan) menghadapi peperangan secara madiyah (materil) dan ma’nawiyah (spiritual)
Demikianlah, mengambil sebab-sebab merupakan sunnah nabawiyah yang para nabi mensunnahkannya beserta kejujuran dan tawakkal mereka yang amat sangat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam menampakkan antara kedua baju zirahnya pada salah satu pertempurannya, dan beliau saat itu memakai topi baja, dan sebagian sahabat beliau menggunakan baju zirah yang lengkap, dan hal ini semua tidaklah menafikan tawakal kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang”, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mentafsirkan ayat di atas dengan sabdanya : “Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar tombak, ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar tombak”
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufiq untuk mengambil sebab-sebab datangnya pertolongan dari Yahudi dan seluruh musuh-musuh Islam, yang mana pada hari itu kaum mukminin bersuka cita akan pertolongan Allah…[25]

Penutup dan Kesimpulan

1.    Permasalahan Palestina dengan Yahudi, bukanlah permasalahan tanah  atau batas politik semata. Namun permasalahan Palestina dengan Yahudi adalah permasalahan aqidah dan agama.
2.    Peperangan di Palestina kelak akan menjadi peperangan Islami dan ini adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan bangsa Yahudi saat ini sedang membangun kuburan mereka sendiri di ladang pembantaian mereka.
3.    Masalah Palestina tidak akan dapat diselesaikan dengan jalur perdamaian, sebab Allah telah menetapkan selain itu, yakni dengan jihad dan perang.
4.    Segala bentuk kehinaan dan musibah yang menimpa umat Islam saat ini, pada hakikatnya adalah disebabkan jauhnya umat dari agama dan pemahaman Islam yang benar.
5.    Yang akan menguasai dan membebaskan tanah Palestina dan bumi Islam lainnya adalah ath-Tha`ifah al-Manshurah, yang mana mereka akan muncul dari negeri Syam.
6.    Solusi untuk merebut kembali tanah muqaddasah (Palestina) dan negeri lainnya yang terjajah adalah dengan jihad syar’i, dan jihad takkan bisa terimplementasi apabila tanpa didasari dengan ilmu. Oleh karena itu, menuntut ilmu saat ini adalah kewajiban yang paling utama sebelum jihad.
7.    Jihad syar’i dalam arti jihad fath wa thalab harus memenuhi persyaratan syar’i sebagai berikut :
a. Imam
b. Negara (daulah)
c. Bendera (royah)
7.1.    Jihad syar’i memiliki persiapan (i’dad) syar’i yang harus dipenuhi. Ada dua macam persiapan, yaitu :
Pertama : Persiapan dengan pembinaan keimanan ummat, dengan cara menegakkan hakikat peribadatan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, membina jiwa mereka dengan kitabullah, mensucikan mereka dengan sunnah nabinya dan menolong agama Allah dan syariat-syariat-Nya. ”Allah benar-benar akan menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.”
Kedua : Persiapan fisik, yaitu mempersiapkan sejumlah perlengkapan dan alat-alat perang untuk melawan dan memerangi musuh-musuh Allah. ”Dan persiapkanlah bagi mereka apa-apa yang kamu sanggupi, dari kekuatan dan kuda yang ditambat yang akan menggentarkan musuh Allah dan musuh-musuh kalian.”
7.2    Demonstrasi, unjuk rasa, mogok kerja ataupun mogok makan sebagai bentuk solidaritas terhadap bangsa Palestina bukanlah solusi Islami, namun merupakan suatu bentuk tasyabbuh (penyerupaan terhadap orang kafir) yang tidaklah berfaidah melainkan menjauhkan umat dari sebab-sebab pertolongan Allah.

(*) Disusun dari beberapa sumber oleh Abu Salma al-Atsari.
 Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108.
 Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan wa Dirooyatan, karya Syaikh Ali Hasan al-Halabi, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th. V, hal. 7-8.
  ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.
  QS al-Anfal 8:72, QS at-Taubah 9:29, QS al-Maa`idah 5:82,QS ash-Shaff 61:10-13,QS at-Taubah 9:41, QS at-Taubah 9:19-22, QS at-Taubah 9:52, QS Muhammad 47:7,QS ar-Ruum 30:47,QS al-Hajj 22:40-41,QS Ali ‘Imraan 3:118,QS Ali ‘Imraan 3:120,QS az-Zumar 39:20,QS Ali ‘Imraan 3:120,QS at-Taubah 9:111,QS as-Sajdah 32:24,QS al-Anfaal 8:60,QS an-Nisaa` 4:71,QS an-Nisaa` 4:102