PERMISALAN ILMU DENGAN HUJAN




Manusia jenis peRtama ini memiliki kekuatan hafalan, pemahaman yang bagus dalam masalah agama, dan memiliki kemampuan dalam tafsiR. Kemampuan inilah yang membuat tumbuh banyak ReRumputan di tanah teRsebut. Sehingga hal ini yang membuat meReka lebih utama daRi manusia jenis kedua.
    Manusia jenis kedua adalah hufaazh (paRa penghafal hadits) dan dia menyampaikan apa yang didengaR. Kemudian ORang lain mendatangi manusia jenis ini dan meReka mengambil faedah daRinya.
    Kedua kelOmpOk ini adalah manusia yang paling beRbahagia dengan wahyu Allah dan sabda Rasul-Nya. MeReka adalah ORang meneRima dan menOleh pada kedua hal teRsebut. Namun di antaRa keduanya memiliki peRbedaan yaitu yang satu memiliki pemahaman lebih mendalam daRi yang lainnya. Akan tetapi, keduanya sama-sama membeRikan manfaat pada ORang lain.
    Manusia jenis ketiga adalah bukan teRmasuk yang peRtama dan kedua yaitu meReka yang tidak mau meneRima petunjuk Allah dan tidak mau menOleh pada wahyu.
    Inilah penjelasan singkat mengenai hadits Matsalu Maa Ba’atsaniyallahu ….
    Sungguh, jika seseORang betul-betul meRenungkannya tentu dia akan teRmOtivasi untuk mempelajaRi ilmu syaR’i (ilmu agama), mempelajaRi aqidah yang benaR dan ajaRan nabi yang shahih, juga dia akan teRmOtivasi untuk menjaga dan menghafalkan ilmu teRsebut. Juga agaR dia mendapatkan keutamaan lebih dan tentu saja hal ini lebih uRgent, yaitu hendaknya seseORang beRusaha memahami apa yang dia ilmui sehingga dapat beRmanfaat untuk diRinya sendiRi. Setelah itu, hendaklah setiap muslim dapat menjadi insan yang selalu beRmanfaat kepada ORang lain.

    خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
    Khoirunnaasi anfa’uhum linnaasi..
    “Sebaik-baik manusia adalah yang paling membeRikan manfaat bagi ORang lain.” (Al Jaami’ Ash ShOgiR, nO. 11608)
    Manfaat yang dapat dibeRikan adalah dengan mendakwahkan ilmu, baik melalui hafalan yang dimiliki atau ditambah lagi dengan pemahaman mendalam teRhadap ilmu teRsebut. Sungguh sangat banyak caRa untuk belajaR dan beRdakwah saat ini, bisa melalui beRbagai macam media sepeRti media cetak atau pun dunia maya (dunia inteRnet). Namun janganlah seseORang menjadi ORang yang teRcela kaRena enggan mempelajaRi ilmu syaR’i, enggan mengamalkan dan enggan mendakwahkannya.
[Pandangan MateRialistis TeRhadap Kehidupan Dan Bahaya-Bahayanya]
    Makna Pandangan MateRialistis TeRhadap Dunia Yaitu pemikiRan seseORang yang hanya teRbatas pada bagaimana mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia, sehingga apa yang diusahakannya hanya seputaR masalah teRsebut. PikiRannya tidak melampui hal teRsebut, ia tidak mempedulikan akibat-akibatnya, tidak pula beRbuat dan mempeRhatikan masalah teRsebut. Ia tidak mengetahui bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang akhiRat. Allah menjadikan dunia ini sebagai kampung beRamal dan akhiRat sebagai kampung balasan. Maka baRangiapa mengisi dunianya dengan amal shalih, niscaya ia mendapatkan kebeRuntungan di dua kampung teRsebut. Sebaliknya baRangsiapa menyia-nyiakan dunianya, niscaya ia akan kehilangan akhiRatnya.
    Pandangan Yang BenaR TeRhadap Kehidupan Yaitu pandangan yang menyatakan bahwa apa yang ada di dunia ini, baik haRta kekuasaan dan kekuatan mateRi lainnya hanyalah sebagai saRana untuk amal akhiRat. KaRena itu, pada hakikatnya dunia bukanlah teRcela kaRena diRinya, tetapi pujian atau celaan itu teRgantung pada peRbuatan hamba di dalamnya. Dunia ini adalah jembatan penyebRangan menuju akhiRat dan daRipadanya bakal menuju SuRga. Dan kehidupan baik yang dipeROleh penduduk SuRga tidak lain kecuali beRdasaRkan apa yang telah meReka tanam ketika di dunia. Maka dunia adalah kampung jihad, shalat, puasa, dan infak di jalan Allah, seRta medan laga untuk beRlOmba dalam kebaikan. Allah beRfiRman kepada penduduk SuRga.
[Hawa Nafsu]
    Hawa nafsu adalah kecendeRungan jiwa kepada sesuatu baik itu beRupa kebaikan atau kebuRukan. Setiap ayat Al QuR’an yg menyebutkan tentang hawa nafsu selalu dalam bentuk pencelaan di samping mengingatkan agaR kita tidak mengikuti dan cendeRung kepadanya.
    Allah membeRitahukan bahwa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan seseORang daRi jalanNya. “Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi maka beRilah keputusan di antaRa manusia dgn adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu maka ia akan menyesatkan kamu daRi jalan Allah.” Kemudian Allah menjelaskan kesudahan ORang-ORang yg teRsesat daRi jalanNya dgn fiRmanNya “Sesungguhnya ORang-ORang yg sesat daRi jalan Allah akan mendapat azab yg beRat kRn meReka melupakan haRi peRhitungan.”
    Dan tiap ORang yg mengikuti hawa nafsunya tanpa diRagukan lagi ia adl teRmasuk ORang-ORang yg zhalim Allah beRfiRman “Tetapi ORang-ORang yg zhalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan.” Adapun laRangan mentaati ORang yg mengikuti hawa nafsu teRdapat dalam fiRman Allah “Dan janganlah kamu mengikuti ORang yg hatinya telah Kami lalaikan daRi mengingat Kami seRta menuRuti hawa nafsunya dan adl keadaannya itu melewati batas.”
[BeRlOmba-lOmba dalam Kebaikan]
    "..sesungguhnya kebaikan itu ialah beRiman kepada Allah haRi akhiR malaikat kitab dan nabi-nabi seRta membeRikan haRta yg dicintainya kepada keRabatnya anak-anak yatim ORang miskin musafiR dan ORang-ORang yg meminta-minta; dan hamba sahaya mendiRikan salat menunaikan zakat; dan ORang-ORang yg menepati janjinya apabila ia beRjanji dan ORang-ORang yg sabaR dalam kesempitan pendeRitaan dan dalam pepeRangan. MeReka itulah ORang-ORang yg benaR ; dan meReka itulah ORang-ORang yg beRtaqwa.” [QS. Al BaqaRah (2) ayat 177]
    “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yg ia menghadap kepadanya. Maka beRlOmba-lOmbalah kamu kebaikan. Di mana saja kamu beRada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Al BaqaRah (2) ayat 148]
    Resep bagi seseORang agaR beRsemangat melakukan kebaikan:
    1. Niat yg Ikhlas.
    2. Cinta pada kebaikan.
    3. MeRasa BeRuntung bila Melakukan Kebaikan.
    4. MeRasa Rugi ila Meninggalkan Kebaikan.
    5. Meneladani GeneRasi yg Baik.
    6. Memahami Ilmu Kebaikan.
    7. Kebaikan yg DiteRima yaitu kebaikan dengan niat dan caRa yang benaR.
    Keuntungan yg akan dipeROleh manusia bila ia beRbuat baik.
    1. Selalu diseRtai Oleh Allah SWT (QS. 16:128).
    2. Menambah keni’matan untuknya (QS 2:58 ; 7:161 ; 33:29).
    3. Dicintai Allah (QS 7:161 ; 5:13 ; 2:236 ; 3:134 ; 3:148 ; 5:96).
    4. MempeROleh Rahmat Allah (QS 7:56).
    5. MempeROleh pahala yg tidak disia-siakan Allah SWT (QS 9:120 ; 11:115 ; 12:56).
    6. Dimasukkan ke dalam suRga (QS 5:85 ; 39:34 ; 6:84 ; 12:22 ; 28:14 ; 37:80).

Artikel Terkait

Previous
Next Post »